Selasa, November 20, 2007

Ada Cendol Di PS

”Hallo Friend, kemana aja gak keliatan?” Sapa Mas Tio sambil mengajakku salaman.

”Gak ada Mas, aku masih di seputaran Batam-Bintan aja. Sorry kemaren gak sempet nengokin waktu ’sampean’ kecelakaan, aku lagi sibuk”. Balasku sambil memberikan alasan yang sangat sangat tidak populer.

Mas Tio ini, tempat tinggalnya di daerah Tanjung Uban, yang berkendara motor setiap mau berangkat kerja di Off Shore di daerah Kijang – Tanjung Pinang. Seminggu lalu dia berangkat subuh dari rumahnya ke tempat kerja. Setelah sekitar ¾ jam berkendara, sampailah dia di simpang Kawasan Wisata Lagoi, saat motornya melaju kencang tiba tiba ada mobil yang melaju dari arah Lagoi hendak melintas jalan, dan .Bruakk..Benturanpun nggak bisa di elakkan lagi. Motor dan tubuhnya terlempar, dan saat setengah sadar dia liat mobil itu terus melaju kencang. Wuzzz...wuzzz..wuzzz....Masih ”untung” ada abang ojek yang membantunya untuk memberikan pertolongan sekedarnya, sayangnya, tak seorangpun yang mengetahui plat nomor mobil tersebut.

Untung? apa ini sebuah keberuntungan? Poin mana sih yang dikatakan untung?

Apakah pengemudi mobil yang beruntung, sehingga waktu dia lakukan tabrak lari tidak ada yang memergokinya?

Apakah Mas Tio? Yang saat kecelakaan masih ada abang tukang ojek yang solider terhadap sesama pengendara?

Nggak lama kemudian datang Bang Cecep dan temennya yang sore itu baru pulang kerja, langsung bergabung dengan kami. Hai Friend, minum apa? ”Kopi susu ya”. Lengkaplah sudah, empat orang kami yang sore itu ngobrol banyak tentang kabar kabari terkini dari sembako sampai politik.

PS. Nama ini lebih popoler dari aslinya, Pujasera. Biasanya tempat kami sekedar ngopi, ngobrol untuk mengusir kejenuhan, ya...sambil cuci mata juga bisa. Soal makanan, lumayan variatif. Mulai nasi goreng sampai see food. Namun ada satu hal yang jadi faforit saya, Gorengan dan cendol. Cendolnya dan bakwan tahu gorengnya enak banget, kalo pas lagi pulang ke Batam, biasanya cendol dan gorengan inilah yang saya jadikan oleh oleh.

Ya sudah, jadi laper neh, mau ke ps dulu. Ntar disambung lagi ya.....bye...

*) Siapa mau nitip cendol...hehehe.......

Kamis, November 15, 2007

Gerimis hari ini..........

Gerimis hari ini, mudah mudahan dapat bisa menjadi obat panasnya indonesiaku yang saat ini banyak didera masalah. masih segar diingatan kita, ketika gempa berkekuatan 7.9 SR memporak porandakan Bengkulu, Padang, dan sekitarnya. Kemudian ada kabar yang tak populer, MA (Mahkamah Agung) memenangkan gugatan mantan Presiden Soeharto terhadap majalah TIME Asia.
Indonesiaku memang sedang berduka, Belum selesainya pananganan Lumpur Lapindo, membuat banyak orang kehilangan pencaharian. Belum lagi anak anak yang kehilangan lahan bermain, sampai tanah kuburan yang terendam lumpur.
Gerimis hari ini, mudah mudahan memberikan pencerahan kepada para pendukung/ Fans fanatik sepak bola kita, yang hobby menjadikan lapangan sepak bola sebagai ajang perang perangan.
Gerimis hari ini, semoga menjadi penyiram yang efektif untuk memberikan semangat tumbuh kepada bibit yang ditanam Pak Tani dan para Peladang, sehingga membuat lembahku menjadi hijau kembali.


WORKERS TALK, TATAP MUKA PENGUSAHA DAN KARYAWAN


Workers Talk, sebuah acara yang bertujuan sebagai ajang tatap muka antara pengusaha dan pekerja di Kawasan Industri Bintan – Lobam. Acara yang diselenggarakan oleh Community Development PT. Tunaskarya ini, acara ini menyajikan tema-tema yang berhubungan dengan situasi dan kondisi yang sedang berkembang dan Informasi penting yang selayaknya diterima oleh warga dormitory.

Cuaca pada hari itu sangat bersahabat, berbeda dengan sehari sebelumnya dimana kawasan ini seharian penuh diguyur oleh hujan. Saat jam menunjukkan pukul 15.20 WIB. Satu persatu undangan tampak mulai memadati gedung yang berada di Blok T-09, tempat diadakannya Workers Talk kemudian Kursi yang disediakan terlihat penuh oleh undangan yang hadir. Tak lama kemudian, terlihat rombongan management PT. BIIE memasuki ruangan, tanda acara akan segera dimulai.

Moderator pada acara itu adalah Amiennullah, Staff CD PT. Tunaskarya Indoswasta Bintan, langsung membuka acara begitu Bp. Jamin Hidajat, Snr Mng. Liaison PT. BIIE dan Bp. Endra Alamsyah, Ka Dept. PT. Tunaskarya Indoswasta Bintan menempati tempat yang telah disediakan. Setelah pembukaan, maka kesempatan selanjutnya adalah pesan pesan management PT. BIIE yang disampaikan oleh Bp. Jamin Hidajat. Dalam paparannya dikatakan bahwa Kawasan Industri Bintan dalam kondisi yang paling bagus berada pada 2 ~ 3 tahun yang lalu, dimana pada waktu itu ada 34 perusahaan disini, dan mayoritas elektronik dan garment. Tentu saja ini memberikan kesempatan kerja yang bagus di Kawasan ini. Namun begitu, dikatakannya juga bahwa kondisi secara umum industri garment pada saat ini tidak begitu optimis, dimana kuota garment sudah dihapus sejak tahun 2005. Ini menyebabkan persaingan lebih berat di sektor garment. Namun begitu, kita tidak boleh putus asa. Karena sebenarnya masih ada investor disini. Ada rencana mereka untuk memperluas usahanya dikawasan ini, sehingga diharapkan mampu berkembang dimasa mendatang. Dalam pesannya juga dikatakan bahwa sebagai karyawan kita dituntut sebagai insan yang bisa bekerja dan berkembang, disisi lain beliau berpesan kepada pengusaha untuk bisa mengatur managerial secara profesional sehingga bisa terjalin hubungan yang harmonis diantara pengusaha dan pekerja. Diakhir sambutannya beliau menyampaikan ucapan Selamat menjalankan Ibadah Puasa bagi kaum muslim, yang sebentar lagi juga merayakan Hari Raya Idul Fitri. Menyadari bahwa dikawasan ini terdiri dari suku agama, daerah dan ras yang berbeda, maka hendaknya semua bisa saling menghormati dan menghargai sehingga tercipta kondisi yang harmonis dan kondusif di Kawasan Industri Bintan.

Setelah pesan dan kesan oleh management PT. BIIE, acara kemudian dilanjutkan oleh Bp. Endra Alamsyah, yang memaparkan presentasi dengan tema Motivasi untuk meningkatkan performa kerja. Dalam presentasinya yang diambil dari Buku ETHOS karya Jansen Sinamo, dikatakan bahwa hidup itu meyediakan dua pilihan, yaitu mencintai pekerjaan atau mengeluh setiap hari. Maka apabila kita tidak bisa mencintai pekerjaan, hasilnya kita hanya akan memperoleh ”5 ng”; Ngeluh, ngedumel, ngegosip, ngomel dan ngeyel. Maka sebagai solusinya, dikatakan bahwa kita perlu etos pendongkrak gairah kerja, yang dikenal sebagai 8 Etos kerja. Etos 1, Kerja adalah rahmat. Anugerah dari Tuhan YME. Yang kita terima tanpa syarat, seperti halnya menghirup oksigen dan udara tanpa biaya sepeserpun. Bayangkan apabila kita menghirup udara saja mesti bayar???. Etos ke-2 Kerja itu adalah amanah, yang didalam penerapannya dicontohkan sebagai seorang pramuniaga mendapatkan amanah dari pemilik toko, dan pegawai negeri yang menerima amanah dari negara. Etos ini membuat kita bekerja dengan sepenuh hati dan menjauhi tindakan tercela, misalnya korupsi dalam berbagai bentuknya. Etos ke-3, Kerja itu adalah panggilan atau darma – seperti halnya seorang perawat yang memanggul darma untuk membantu org sakit. Etos ke 4, kerja itu adalah aktualisasi, yang secara alami aktualisasi diri itu bagian dari kebutuhan psikososial manusia. Dengan bekerja, misalnya seseorang bisa berjabat tangan dengan rasa pede ketika berjumpa dengan koleganya. Etos ke 5, Kerja adalah Ibadah. Apapun pekerjaan kita, semua adalah ibadah, yang pada gilirannya akan membuat kita bekerja secara ikhlas, bukan demi mencari uang atau jabatan semata. Etos ke-6, kerja adalah seni. Apapun pekerjaan kita, semua adalah seni. Kesadaran ini akan membuat kita bekerja dengan enjoy seperti halnya melakukan sebuah hobby. Etos Ke 7, Kerja adalah kehormatan, apapun pekerjaan kita, semua adalah kehormatan. Jika kita bisa menjaga kehormatan dengan baik, maka kehormatan lain yang lebih besar akan datang kepada kita. Etos ke 8, kerja adalah pelayanan. Apapun pekerjaan kita, semua bisa dimaknai sebagai pengabdian kepada sesama. Manusia dicoptakan oleh Yang Maha Kuasa dengan dilengkapi keinginan untuk berbuat baik. Nah. Apabila kita sebagai pekerja memiliki etos kerja seperti paparan diatas maka dipastikan bahwa kita akan antusias dan lebih menghargai pekerjaan kita. Demikian Bp. Endra Alamsyah di akhir presentasinya.

Dengan usainya paparan dari Bp. Endra tadi, maka berakhir sudah seluruh rangkaian acara Workers talk hari ini. Setelah acara ditutup oleh moderator, serentak peserta kemudian meninggalkan gedung pertemuan dengan sebuah bekal motivasi bekerja lebih baik. Sampai jumpa di acara Workers talk yang akan datang.

Suatu Hari di Pulau Bintan

Perlahan Speed Boat yang aku tumpangi merapat di pelabuhan Lobam. Satu persatu penumpang mulai turun dari speed boat dan melangkah lewat pelantar. Berjejer abang ojek menyapaku dengan ramah, "Ayo Mas, mau kemana kita? Dormitory ya?". "Enggak Bang, bisa antar saya ke Shop House? Berapa?" tanyaku. "Udah, biasa aja, 6000 Rupiah". Berangkatlah kami ke Shop House yang dimaksud. Jalanan setapak yang kami lalui cukup membuat perut "Nek/ Mual". Lubang sana sini, yang membuat si abang harus beberapa kali berusaha menghindar agar tidak masuk lubang. Maklum, jalan tanah yang si abang tempuh adalah jalan pintas menuju Kawasan Industri. Dalam perjalanan Si Abang sedikit cerita tentang dirinya yang bekas karyawan sebuah perusahaan Garment yang tutup di Kawasan itu. Namanya PT. Nasional Garment. Konon perusahaan itu cukup besar di kawasan ini, dan saat itu mempunyai karyawan sekitar 3000 an orang. Awal tahun ini, perusahaan itu tutup karena alasan kalah bersaing lantaran kuota garment dunia tidak dibatasi. "Saya dulu juga aktifis Karang Taruna Mas, saya juga ikutan kursus bahasa inggris, tapi, setelah perusahaan kami tutup, dan persaingan mencari kerja semakin susah, jadinya saya ngojek saja, yang penting halal."

Nggak berapa lama, sampailah kami ditempat yang kami tuju, Kawasan Shop House, PT. Tunaskarya Indoswasta. terlihat tidak begitu mencolok, diapit oleh Wartel SBP dan toko hand phone serta toserba nya Pak Heru. Setelah pintu kantor ku buka, senyum ramah Mas Pangat dan Arza menyambutku ramah. "Hai Cak, Apa kabar? Baru datang ya?". Sejenak kami berbasa basi, kemudian kami lanjutkan.......ngopi di Pujasera (PS).

Nggak terasa, hari beranjak petang, dan aku dibawa ke dormitory Tunas, dan.....hari itu lah pertama kali aku injakkan kaki di pulau bintan sejak 15 tahun aku hidup di Batam.